Minggu, 03 April 2016

MAKALAH HAKIKAT, OBJEK DAN METODOLOGI FILSAFAT



MAKALAH

HAKIKAT, OBJEK DAN METODOLOGI FILSAFAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

FILSAFAT UMUM

Dosen Pembimbing: Rizal, S. Ag, MA


Disusun  Oleh: IRSAL
No BP. 214.048






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) – YDI
LUBUK SIKAPING – PASAMAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015


KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadiran Allah SWT, karena berkat kemurahanNya makalah ini yang berjudul “Hakikat, Objek dan Metode Filsafat”. Shalawat dan salam juga tidak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Rizal, S.Ag, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah filsafat umu yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan bagi kami dalam penulisan makalah ini. Dan tak lupa juga bagi teman-teman yang memberikan sumbangsih ide dan pikirannya, semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita bersama dalam rangka memperdalam ilmu pengetahuan kita.
Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Lubuk Sikaping, November 2014

Penulis

















DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………….................................................................            i
Daftar Isi…………………………………………………………………..             ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………………………….             1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………             1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hakikat Filsafat……………………………………………………             2
B.     Objek Pembahasan Filsafat………………………………………..             4
C.     Metode Pembahasan Filsafat……………………………………...             5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………..             7
B.     Saran……………………………………………………………….            7
DAFTAR PUSTAKA




















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita mungkin sering mendengar kata filsafat. Lalu apakah kita sudah mengetahui pengertian dari filsafat tersebut? Banyak juga orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya dari filsafat padahal filsafat adalah ilmu yang penting karena filsafat adalah induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu banyak pula yang belum mengetahui objek kajian dan metodologi dalam  filsafat.
Dari itulah penulis menyusun makalah ini untuk mengetahui lebih mendalam tentang defenisi, objek dan metodologi dalam filsafat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu hakikat filsafat?
2.      Hal apa saja yang termasuk objek pembahasan filsafat?
3.      Metode apa saja yang digunakan dalam pembahasan filsafat?














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikaf Filsafat
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Arti kata tersebut di atas belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut pengertian yang lazim berlaku di Timur (Tiongkok atau di India), seseorang disebut filosof  bila dia telah mendapatkan atau telah meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat, kata “mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut filosof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur.[1]
Menurut Hasan Shadily mengemukakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan dan kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana[2].
Menurut Harun Nasution  mengemukakan bahwa Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika), bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.[3]
Menurut Harold mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metodologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Selanjutnya, Imam Barnadib menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan sistematis. Menyeluruh, karena filsafat bukan hanya pengetahuan, melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan yang lebih terbuka ini, hubungan dan pertalian antara semua unsur yang mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebajikan dimungkinkan untuk dapat ditemukan. Sistematis karena filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti dan teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada.[4]
Filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara berpikir logis, tentang objek yang abstrak logis, kebenaranya dipertanggung jawabkan secara logis pula. Jika diringkaskan dapat, juga dikatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang logis yang tidak dapat dibuktikan secara empiris.[5]
Asmoro Hadi memberikan arti filsafat sebagai suatu proses refleksi bekerjanya akal, mengandung berbagai kegiatan, problema kehidupan.[6]
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia sampai kepada sinopsis tentang pokok-pokok yang ditelaahnya.

B.      Obyek Pembahasan Filsafat
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filosof  ialah segala yang ada dan yang mungkin ada, jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut :
1.      Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan.[7] 
Pengertian lain adalah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat,  segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok:
a.       Hakikat Tuhan                                          
b.      Hakikat Alam
c.       Hakikat Manusia  
2.      Objek Forma Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang. Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat.[8]
Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek Forma Filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam – dalamnya sampai ke akar – akarnya) tentang objek materi filsafat.




C.    Metode Pembahasan Filsafat
Ahmad Tafsir mengemukakan tiga macam metode pembahasan filsafat: yaitu metode sistematis, metode historis, dan metode kritis.[9]
1.      Menggunakan metode sistematis, dengan mendalami struktur pembahasan filsafat : epistemology, ontology, dan aksiologi filsafat.  Mula-mula dengan menghadapi teori pengetahuan (epistemology) beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mendalami teori hakikat (Ontologi), dan kemudian mendalami teori nilai (aksiologi)  filsafat. Dengan demikian setiap cabang atau subcabang dan aliran-aliran filsafat akan terbahas.
2.      Metode historis, yaitu dengan cara membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas dilanjutkan dengan yang lain yang saat ini sampai Capra, dan seterusnya.
3.      Metode kritis (gabungan) digunakan oleh mereka yang mendalami filsafat tingkat intensif. Seseorang haruslah sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Membahas filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun historis. Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat yang sedang dipelajari

Yuyun S. Suriasumantri mengemukakan metode pembahasan filsafat[10]:
1.      Universal (menyeluruh), melihat filsafat dalam konstelasi pegetahuan yang lain;
2.      mendasar, tidak percaya begitu saja bahwa sesuatu itu sudah benar, tetapi perlu dikaji sampai mendasar;
3.      spekulatif, memulai sesuatu pengetahuan dengan asumsi bahwa penge tahuan itu benar, kemudian filsafat mencari tahu tentang kebenarannya.
4.       Dialectica : metode yang digunakan Socrates, yaitu dengan dialog; dialog  mempunyai peranan penting dalam mendalami filsafat.[11]































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Adapun yang menjadi objek kajian filsafat ialah dalam objek material terdiri dari hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Sedangkan metode yang digunakan dalam filsafat diantaranya metode sistematis, historis, kritis, universal, mendasar, spekulatif dan dialectica

B.     Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena penulis adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempuraan karya ini dimasa yang akan datang.











DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. 2010  Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Press.
Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Ahmad Tafsir. 2010. Filsafat Umum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Asmoro Hadi.  2011. Filsafat Umum. Jakarta  : RajaGrafindo Persada.
Jujun S. Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.


[1].  Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. (Jakarta: Rajawali Press, 2010). h. 1-2
[2].  Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2007). h. 15
[3] . Ibid 
[4] . Ibid, h. 16
[5].  Ahmad Tafsir. Filsafat Umum (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010),  h. 45
[6]. Asmoro Hadi. Filsafat Umum (Jakarta  : RajaGrafindo Persada, 2011),  h. 9-10
[7]  Asmoro Ahmadi. Op.cit. h. 9

[8]. Ibid
[9]. Ahmad Tafsir, Op.cit. h. 20-21
[10].  Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1999), h. 20-22
[11].  Ahmad Tafsir, op.cit.  h. 54-55

Tidak ada komentar:

Posting Komentar