MAKALAH
HAKIKAT, OBJEK DAN METODOLOGI FILSAFAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah
FILSAFAT UMUM
Dosen Pembimbing: Rizal, S. Ag, MA

Disusun Oleh: IRSAL
No BP. 214.048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) – YDI
LUBUK SIKAPING – PASAMAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis
sampaikan ke hadiran Allah SWT, karena berkat kemurahanNya makalah ini yang
berjudul “Hakikat, Objek dan Metode Filsafat”. Shalawat dan salam juga tidak
lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak Rizal, S.Ag, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah filsafat umu
yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan bagi kami dalam penulisan
makalah ini. Dan tak lupa juga bagi teman-teman yang memberikan sumbangsih ide
dan pikirannya, semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita bersama dalam
rangka memperdalam ilmu pengetahuan kita.
Penulis menyadari penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang.
Lubuk
Sikaping, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………................................................................. i
Daftar Isi………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang……………………………………………………. 1
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hakikat Filsafat…………………………………………………… 2
B.
Objek Pembahasan
Filsafat……………………………………….. 4
C.
Metode Pembahasan
Filsafat……………………………………... 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………….. 7
B.
Saran………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita mungkin sering
mendengar kata filsafat. Lalu apakah kita sudah mengetahui pengertian dari
filsafat tersebut? Banyak juga orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya
dari filsafat padahal filsafat adalah ilmu yang penting karena filsafat adalah
induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu banyak pula yang belum
mengetahui objek
kajian dan metodologi dalam filsafat.
Dari
itulah penulis menyusun makalah ini untuk mengetahui lebih mendalam tentang
defenisi, objek dan metodologi dalam filsafat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat filsafat?
2. Hal apa saja yang termasuk objek pembahasan filsafat?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam pembahasan
filsafat?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikaf Filsafat
Kata filsafat berasal
dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang
berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis
yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia
yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata
tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan
sebagai “cinta kearifan”.
Arti kata tersebut di atas
belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian
“mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh
kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut pengertian yang lazim berlaku di Timur
(Tiongkok atau di India), seseorang disebut filosof bila dia telah mendapatkan atau telah
meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat,
kata “mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut
filosof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan
pengertian di Timur.[1]
Menurut Hasan
Shadily mengemukakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta
akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah
cinta pada ilmu pengetahuan dan kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebijaksanaan. Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai
kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana[2].
Menurut Harun
Nasution mengemukakan
bahwa Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika), bebas
(tidak terikat pada tradisi, dogma, serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya
sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.[3]
Menurut Harold
mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti luas.
Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan
metodologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Dalam
pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan
manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif
tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Selanjutnya, Imam
Barnadib menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan
sistematis. Menyeluruh, karena filsafat bukan hanya pengetahuan, melainkan juga
suatu pandangan yang dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri.
Dengan pandangan yang lebih terbuka ini, hubungan dan pertalian antara semua
unsur yang mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebajikan dimungkinkan
untuk dapat ditemukan. Sistematis karena filsafat menggunakan berpikir secara
sadar, teliti dan teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada.[4]
Filsafat
adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara berpikir logis, tentang objek
yang abstrak logis, kebenaranya dipertanggung jawabkan secara logis pula. Jika
diringkaskan dapat, juga dikatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang logis
yang tidak dapat dibuktikan secara empiris.[5]
Asmoro
Hadi memberikan arti filsafat sebagai suatu proses refleksi bekerjanya akal,
mengandung berbagai kegiatan, problema kehidupan.[6]
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha
untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan
membuat garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang pelik
dari pengalaman umat manusia sampai kepada sinopsis tentang pokok-pokok yang
ditelaahnya.
B.
Obyek
Pembahasan Filsafat
Isi
filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh
filosof ialah segala yang ada dan yang
mungkin ada, jadi luas sekali. Objek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut
:
1. Objek Materi
Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini mempunyai tiga
pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan.[7]
Pengertian lain adalah segala sesuatu
yang menjadi masalah filsafat, segala
sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan
pokok:
a. Hakikat Tuhan
b. Hakikat Alam
c. Hakikat Manusia
2. Objek Forma
Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan
tersebut dipandang. Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh secara umum.
Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai
hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di luar jangkauan
pembahasan filsafat.[8]
Pengertian lain menyebutkan bahwa Objek
Forma Filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam –
dalamnya sampai ke akar – akarnya) tentang objek materi filsafat.
C.
Metode Pembahasan Filsafat
Ahmad
Tafsir mengemukakan tiga macam metode pembahasan filsafat: yaitu metode
sistematis, metode historis, dan metode kritis.[9]
1. Menggunakan metode sistematis,
dengan mendalami struktur pembahasan filsafat : epistemology, ontology, dan
aksiologi filsafat. Mula-mula dengan
menghadapi teori pengetahuan (epistemology) beberapa cabang filsafat. Setelah
itu ia mendalami teori hakikat (Ontologi), dan kemudian mendalami teori nilai
(aksiologi) filsafat. Dengan demikian
setiap cabang atau subcabang dan aliran-aliran filsafat akan terbahas.
2. Metode historis, yaitu dengan cara
membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misalnya
dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok
ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat, maupun dalam teori
nilai. Lantas dilanjutkan dengan yang lain yang saat ini sampai Capra, dan
seterusnya.
3. Metode kritis (gabungan) digunakan
oleh mereka yang mendalami filsafat tingkat intensif. Seseorang haruslah
sedikit-banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Membahas filsafat dapat
mengambil pendekatan sistematis ataupun historis. Langkah pertama ialah
memahami isi ajaran, kemudian mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin
dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat yang
sedang dipelajari
1. Universal (menyeluruh), melihat
filsafat dalam konstelasi pegetahuan yang lain;
2. mendasar, tidak percaya begitu saja
bahwa sesuatu itu sudah benar, tetapi perlu dikaji sampai mendasar;
3. spekulatif, memulai sesuatu
pengetahuan dengan asumsi bahwa penge tahuan itu benar, kemudian filsafat
mencari tahu tentang kebenarannya.
4. Dialectica : metode yang digunakan
Socrates, yaitu dengan dialog; dialog
mempunyai peranan penting dalam mendalami filsafat.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang
berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang
berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang
biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Adapun yang menjadi objek kajian filsafat
ialah dalam objek material terdiri dari hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Sedangkan metode yang digunakan
dalam filsafat diantaranya metode sistematis, historis, kritis, universal,
mendasar, spekulatif dan dialectica
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan
dan memakluminya, karena penulis adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf, Alfa dan lupa. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempuraan karya ini dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro.
2010 Filsafat
Umum. Jakarta: Rajawali Press.
Jalaluddin dan Abdullah Idi, 2007. Filsafat
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Ahmad Tafsir. 2010. Filsafat Umum. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Asmoro Hadi.
2011. Filsafat Umum. Jakarta
: RajaGrafindo Persada.
Jujun S. Suriasumantri. 1999. Filsafat Ilmu. Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar